Pembunuh berdarah dingin adalah
sebutan saya. Sebagai pribadi yang tidak ingin diatur oleh orang lain.
Cita-cita saya adalah menjadi pribadi yang berhasil, sehingga saya bisa
membuktikan kepada keluarga saya kalau saya bisa menjadi pribadi yang sukses. Sikap saya yang keras tidak terlepas dari sikap orang tua saya yang juga keras.
Alasan saya memilih menjadi
pembunuh bayaran adalah karena keadaan. Saya selalu berpikir kalau pencuri atau
perampok akan berujung pada penangkapan lalu mati. Sementara kalau kita jadi
pembunuh, orang-orang akan menjadi segan dengan kita. Ilmu bela diri dan keberanian
merupakan bekal saya mendalami profesi ini. Siapa yang berani melawan dan meremehkan saya, imbalannya adalah mati.
Siapa pun tidak ada yang boleh meremehkan saya.
Termasuk teman saya. Ada satu
teman yang cukup dekat dengan saya, ia adalah orang yang biasa mengantarkan
uang hasil bayaran. Sayangnya, teman saya ini sering mengambil apa yang
seharusnya menjadi ‘jatah’ saya. Saya bisa melihat bagaimana ia
meremehkan saya. Teman saya menganggap enteng saya. Malamnya, saya mendatangi teman saya tersebut dan saya membunuhnya.
Saya buron selama 2 bulan. Di
sebuah bar, ada dua orang polisi yang menangkap saya. Vonis yang dijatuhkan
kepada saya adalah 6 tahun. Tetapi tiga bulan kemudian, saya dijatuhin hukuman sebanyak 9 tahun penjara.
Kejadian ini benar-benar mengubah
saya. Tidak pernah sekalipun saya memiliki keinginan untuk mendekam di penjara
selama itu. Dalam kesendirian
saya, dalam perenungan dan pergumulan yang luar biasa tersebut, saya ingat terhadap seorang hamba Tuhan yang berkata, kalau kamu percaya kepada Yesus, pasti Yesus tolong.
Sejak saat itu, saya mendapatkan sebuah
pengharapan. Saya percaya kalau Tuhan Yesus akan menolong saya. Tuhan
benar-benar menolong saya. Tidak lama setelahnya, saya menerima sebuah surat
yang tertulis saya hanya menerima hukuman selama 1,6 tahun penjara. Dengan spontan, saya teriak, 'Haleluya!'
Satu hal yang dapat mengubah pola
pikir saya adalah pertemuan dengan Yesus. Pertolongan Tuhan telah mengubahkan saya menjadi pribadi yang lebih
baik. Saya bukan lagi Eddy yang keras, pemarah dan berdarah dingin seperti dulu.
Kini, saya menyerahkan kehidupan
saya kepada Tuhan, orang-orang
yang bertemu dengan saya sekarang mengatakan bahwa saya adalah orang yang lembut dan suka bercanda. Saya membina banyak orang. Saya adalah pelayan Tuhan.
Tuhan telah memberi kesempatan, maka jawabannya
ada dalam Kisah Para Rasul 26:22, “Tetapi oleh pertolongan Allah aku dapat
hidup sampai sekarang dan memberi kesaksian kepada orang-orang kecil dan
orang-orang besar. Dan apa yang kuberitakan itu tidak lain dari pada yang sebelumnya telah diberitahukan oleh para nabi dan juga oleh Musa,”
Kini, kegiatan sehari-hari saya
berfokus dengan hal-hal rohani. Di rumah, saya menampung banyak orang gila dan
korban narkoba. Saya bersama istri dan anak, kami mengasihi setiap mereka yang merasa terbuang. Oleh kuasa dan kasih
Tuhan, saya terbebas dari masa lalu yang kelam.